[Bahasa Indonesia] Ucapan "Oban des"

Di dalam Bahasa Jepang, ada banyak dialeknya. Fukushima juga ada dialeknya. Ini disebut "Fukushima-ben".

Dialek Kansai (Osaka, Kyoto, Kobe dll) disebut "Kansai-ben". Hakata-ben adalah dialek Hakata, Fukuoka, Kyushu.

Fukushima-ben tidak kenal aksen. Tidak ada intonasinya. Ini ciri khas Bahasa Jepang yang umumnya di wilayah Tohoku (Aomori, Iwate, Akita, Miyagi, Yamagata, Fukushima) dan wilayah Kanto Utara (Tochigi dan Ibaragi). Karena tidak ada intonasi dan bunyinya sama ratanya, ini sering disebut Zuuzuu-ben.

Misalnya, orang Fukushima tidak bisa membedakan antara hashi (jembatan) dan hashi (sumpit). Dalam Bahasa Jepang standar, aksen hashi (jembatan) ada di "shi", dan hashi (sumpit) ada di "ha". Sampai sekarang saya sendiri belum bisa membedakannya.

Padahal, Bahasa Jepang standar ini juga berdasar dari Bahasa Tokyo, atau Tokyo-ben.

"Selamat malan" di dalam bahasa Jepang umumnya disebut "Komban-wa". "Komban" artinya "malam ini".

Namun, di Fukushima atau di Tohoku dan Hokkaido, secara umum, ucapannya jadi "Oban des". "Ban" artinya malam.

Jika ke Fukushima atau Tohoku atau Hokkaido, anda coba pakai ucapan "Oban des" dalam malam hari. Tapi jika ucapan ini dipakai di Jepang Barat, banyak orang bingung dan tidak bisa mengerti.

Bahasa Jepang adalah bahasa tunggal tetapi banyak dialeknya. Jika kembali ke Fukushima, saya kembali ke dunia Fukushima-ben hanya dalam 1-2 jam saja.

Comments

Popular Posts